Porospro.com – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtri) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) meninjau langsung aktivitas Industri Kecil dan Menengah (IKM) bersama Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri (BPPSI) Pekanbaru dan seorang peneliti dari Universitas Riau (Unri) Prof. Dr. Jahrizal, S.E., M.T.
Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Kamis (29/4/2021) di tiga titik yakni Kelurahan Sungai Beringin Kecamatan Tembilahan, Desa Harapan Makmur Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS), dan Desa Karya Tani Kecamatan Kempas.
Sebelum turun, Disdagtri terlebih dahulu menggelar rapat bersama BPPSI dan Peneliti dari Unri di Aula Kantor Disdagtri Inhil, Jalan Veteran, Tembilahan. Saat itu, Kepala Disdagtri Inhil Dhoan Dwi Anggaran diwakili oleh Sekretaris Disdagtri, Wanhar.
Menurut Wanhar, segala yang diprogramkan hari ini sudah seharusnya disinergikan demi membantu program pemerintah dan tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat dapat tercapai.
“Kalau dilihat dari banyak sisi, potensi kita di sini memang masih perlu pengembangan. Mudah-mudahan sinergi kita semakin terarah dan terukur. Planning kita ke depan dapat tercapai dan digelar kembali pembahasan ini secara berkelanjutan,” harapnya.
Usai rapat, peninjauan pun dilaksanakan. Saat itu dipimpin oleh Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian Disdagtri Kabupaten Inhil, H. Arispudin dan didampingi staf Bidang Perindustrian.
Peninjauan tersebut berlangsung sekaligus mengkaji dari banyak sisi. Menghabiskan waktu dalam sehari, pengkajian diawali dari Home Industri Amplang dari perikanan di Kuala Getek. Setelah itu, dilanjutkan ke Desa Harapan Makmur melihat langsung aktivitas masyarakat memproduksi sagu menjadi Bakak. Posisinya tepat di Dusun Pergam Bertuah.
Hebatnya, mereka memproduksi Bakak Sagu nyaris 1 kampung. Dari data Kepala Dusun setempat, dari 51 KK, tidak kurang dari 80 persen masyarakat tempatan beraktivitas yang sama setiap hari.
Tak sampai di sini, peninjauan berlanjut meninjau IKM di Desa Karya Tani Kecamatan Kempas.
Menurut Aris, sapaan akrab Arispudin, bahwa Kabupaten Inhil memiliki peluang pada tren pertumbuhan sektor usaha dan tren industri prioritas nasional, salah satunya seperti industri makanan dan minuman.
“Keunggulan yang kita miliki terdapat pada hasil produksi kelapa, sagu, dan perikanan,” katannya.
Meski begitu, Disdagtri juga memiliki tantangan seperti kebijakan pengembangan sumber daya industri, sarana dan prasarana industri, pemberdayaan industri, dan lainnya.
BPPSI sendiri mengaku, sudah seharusnya produksi lokal dikelola dengan benar. Sehingga, hasil produk dari IKM mampu berangkat ke kancah nasional, bahkan ekspor ke luar negeri. Efek positifnya tidak lain adalah meningkatkan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan.
“Kita akan perhatikan dan pembinaan di sisi standardisasi industrinya. Jika memenuhi, maka dapat segera dikembangkan,” ucap Robby.
Sejumlah IKM yang dimaksud seperti produksi industri dari kelapa (gula merah, gula juruh), sagu (kue bakak/bakak sagu), dan ikan (amplang) dan lain sebagainya.
Peneliti dari Unri, Jahrizal siap mengkaji lebih mendalam lagi demi mengembangkan IKM sesuai konsep yang ada. Dia segera merancang sedemikian rupa agar hasil produksi IKM mampu dipasarkan lebih luas lagi hingga ekspor.
“Kita rancang terlebih dahulu, minimal kita berhasil meningkatkan perkembangan hasil IKM minimal 20 persen dari sebelumnya,” tuturnya.
Diyakini Mampu Mengentaskan Ekonomi Daerah
IKM saat ini sudah berperan penting dalam meningkatkan perekonomian Nasional. Meskipun kecil jumlah pekerjanya, asetnya, hingga omset, namun home industri ini diyakini mampu bertahan jika terjadi krisis ekonomi.
Selain menyediakan lapangan pekerjaan baru, keberadaan IKM juga berperan dalam mempertahankan ekonomi suatu daerah, wilayah, ataupun ekonomi nasional. Hal ini dikarenakan pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah yang relatif stabil. Tidak hanya itu, kemampuannya juga mampu menyerap tenaga kerja lebih tinggi.
Sebagai sektor perindustrian, Disdagtri Inhil akan selalu bersinergi dengan Kementerian Perindustrian secara langsung maupun melalui BPPSI Pekanbaru.
Maka dari itu semangat kerja terus IKM. Apalagi karakteristik daerah Kabupaten Inhil menjadi khas dalam produksi IKM itu sendiri. Ada banyak home industri di Kabupaten Inhil. Hanya saja, sebagian besar adalah produksi dari kelapa, sagu, dan perikanan yang menjadi karakteristik daerah Kabupaten Inhil.
Dari karakteristik daerah yang dipimpin Bupati Drs. H. M. Wardan, M.P. ini, BPPSI pun meyakini bahwa para pelaku Industri Kecil dan Menengah di Negeri Hamparan Kelapa Dunia ini akan mampu bersaing ke kancah nasional. Hal itu dikarenakan IKM yang ada tampil sebagai produk unggulan daerah, tentu saja sudah menjadi tolak ukur dan representasi industri nasional di pasar global. (Adv)
Terimakasih